Selasa, 23 April 2013

NIKMATNYA BELANJA DI PASAR TRADISIONAL


Kebiasaan sejak masih sekolah rakyat di desa, sebagai mahasiswa dan berkerja sampai pensiun saat ini adalah belanja di pasar tradisonal. kebetulan saya berdomisili di Malang dan paling dekat dengan pasar adalah Pasar Blimbing kota Malang. Disitu banyak wajah,  tua, muda, laki-laki perempuan, dewasa dan anak-anak, banyak karakter, banyak intonasi bahasa antara penjual/pedagang dan pembeli dan ikutannya, seperti tranpostasi becak, motor roda 2 dan 4, pengamen, pemulung,  tukang sampah, peminta-minta (pengemis) ya lengkaplah.
Dan yang menarik perhatian saya adalah alat transaksi berupa UANG. Uang ini sangat berharga sekali di pasar, bayangkan uang sebesar Rp.500,-- Rp. 200,-- masih berlaku. Selisih Rp 200, pun istri masih memilih yang lain,  belum lagi cara menawarnya ya macam2. sama halnya seperti penjual/pedagang, ada yang murah senyum ada yang methuthut ketika harga tak disepakati. Kejadian melepas uang untuk membeli sesuatu hampir belum pernah saya jumpai di kantoran. Untuk pengemis saja kadang kita malu memberi uang Rp 1000,- apalagi kalau minta tolong teman cleaning servis, pasti lebih dari itu.
Dari transaksi recehan ini kita bisa melihat : kita bisa bekerja, bekerja kantoran, bisa sekolah, bisa menghidupi keluarganya, bisa membangun bangsa dan negarannya. Dan sayang kalau masih ada korupsi gak kasihan orang kecil tah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar