Kamis, 01 Agustus 2013

MENGAHADIRI UNDANGAN KORPRI

TALIASIH,  KESEJAHTERAN,  UANG KEMBALI  ATAU BLT


SATU

Mengutip bebas bunyi surat undangannya : Dewan Pengurus Korpri Provinsi Jawa Timur akan menyelenggarakan kegiatan  pemberian  Taliasih  bagi  anggota  Korpri  yang  memasuki masa purna tugas terhitung mulai bulan.

September Tahun 2008 sampai dengan bulan Juli Tahun 2013 sejumlah 1.194 orang, yang diserahkan secara simbolis oleh Bapak Gubernur Provinsi Jawa Timur pada Tanggal 30 Juli 2013 dst. Artinya  Dewan Pengurus Korpri  sangat peduli dengan Anggota anggotanya yang telah memasuki masa pensiun, disamping konon menerima uang kesejahteraan sebesar Rp 1.000.000. (satu juta rupiah) masih diberikan tali asih sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah). Artinya pula tanpa motif tanpa pretensi Dewan Pengurus Korpri memegang amanah para anggotanya untuk mengelola uang iuran Korpri yang dipungut tiap bulan sehingga dapat dinikmati ketika masa pensiun tiba. Terima kasih Korpri !!! Selamat dan Sukses.

Sementara menunggu antrian panjang bak memperoleh BLT seperti layaknya saudara kita yang kurang beruntung, timbul pertanyaan dibenak saya : Bagaimana dengan uang kesejahteraan yang belum kita terima sebelumnya, termasuk saya belum menerima uang sebesar Rp 1 juta itu???, Ternyata pertanyaan itu bukan hanya dibenak saya saja tetapi juga dari sejumlah temen  menanyakan hal serupa.
Menghimpun dari sejumlah uneg2 teman2 yang perlu mendapat perhatian saya dan pengurus Korpri adalah : Disamping memperoleh taliasih sebesar Rp 500.000,- juga memperoleh konon uang kesejahteraan sebesar Rp. 1.000.000,- . Artinya masing masing para pensiunan yang hadir pada saat undangan itu mendapat uang sebesar Rp 1.500.000,-

Ternyata :  dari penjelasan yang saya peroleh dari pejabat Korpri, tidak membuatnya menjadi jelas,  tidak tegas, tendensius dan alibi, dan  tidak seperti perkiraan perhitungan di atas. Dan Konon katanya berdasarkan hasil rapat Dewan Pengurus Korpri memutuskan anggota Korpri hanya mendapatkan tali asih sebesar Rp 500.000,- ini atas kebaikan Dewan Pengurus Korpri.???????  Ya saya jadi kecewa, dan berawal dari  kecewaan ini  penyakit menulis saya jadi kambuh :

DUA

Yang saya tau, KORPRI  adalah organisasi profesi  yang mempunyai fungsi subtansif  mensuport anggotanya, agar senantiasa tampil, trampil dan profesional  dalam setiap menjalankan TUPOKSInya, dan yang tidak kalah pentingnya adalah memperjuangkan hak-haknya anggota baik dalam aspek hukum maupun kesejahteraan.  Sebagai "abdi negara dan abdi rakyat",  sudah seharus nya mampu tampil, tumbuh  kembang menjadi kebanggaan masyarakat. Tentu di era sekarang akan jauh berbeda ketika mereka tumbuh di era Orde Baru. Saat ini, khusus nya sejak era reformasi  keberadaan Korpri  diharapkan berani untuk merevitalisasi sekaligus mereformasi dirinya, sementara pemerintah sudah waktu nya untuk berubah dan kembali ke jati diri yang sesungguh nya. Sekali lagi Korpri harus berubah, bukan alat politik pemerintah, yang diberi amanah rakyat untuk menjalankan Pemerintahan. Korpri harus menempatkan fungsinya sebagai :
  1. Perekat persatuan dan kesatuan bangsa;
  2. Pelopor peningkatan kesejahteraan dan profesionalitas anggota;
  3. Pelindung dan pengayom anggota;
  4. Penyalur kepentingan anggota;
  5. Pendorong peningkatan taraf hidup sosial ekonomi masyarakat dan lingkungannya;
  6. Pelopor pelayanan publik dalam menyukseskan program-program pembangunan;
  7. Mitra aktif dalam perumusan kebijakan instansi yang bersangkutan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
  8. Pencetus ide, serta pejuang keadilan dan kemakmuran bangsa
Tidak seperti dalam keputusan ini :
  1. Sebegitu mudahnya Dewan Pengurus Korpri memutus dengan KATA TALIASIH seolah ada kebaikan disini dengan pengganti uang sebesar Rp. 500.000,- . Berbeda kalau keputusan taliasih itu dinaikan menjadi Rp. 1.500.000 ( Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah ) atau setidak tidaknya sama dengan yang sudah berjalan. Hitung hitung;  dengan 1194 orang kali Rp. 500.000,- ada Rp. 597.000.000 (LIMA RATUS SEMBILAN PULUH TUJUH JUTA RUPIAH) yang perlu diklarifikasi dan penjelasannya, andaikan ada penyimpangan. Dan beruntunglah jumlah itu belum masuk ranah penyidikan KPK .
  2. Keputusan Korpri  bukan  keputusan Administrasi Negara walaupun kita tahu pengurusnya pejabat administrasi negara, sehingga sangat mungkin dapat disoal;
  3. Korpri bukan organisasi karang taruna, dengan jargon organisasi, dari, oleh dan untuk anggota, sementara pengurus dengan mengutip dan mengumpulkan iuran tiap bulan termasuk mengelola kegiatan, perlu keterbukaan, dan tak cukup penjelasan umum  seperti pada saat undangan pemberian taliasih tanggal 30 juli 2013 kemarin, sebab sekecil apapun masalah uang harus jelas, perlu transparant,   akuntabel dan perlu diaudit.

TIGA

Akhirnya saya tinggal menunggu jawaban resmi dan kebijakan Korpri lanjutan untuk memenuhi kekurangannya pemberian tali asih  atau kesejahteraan korpri sejumlah Rp. 500.000,- seperti yang sudah berlangsung selama ini  dalam waktu yang tidak terlalu lama. 


soeroto1@yahoo.com
SALAM SATU JIWA











Rabu, 31 Juli 2013

ADAKAH PELATIHAN EMPATI

MASIHKAH KITA PUNYA RASA EMPATI 


Tanggal 30 Juli 2013  saya mengunjungi sahabat  di bekas kantor,  terakhir ketika 5 tahun yang lalu saya mengabdi republik. Rasanya dari teman2 dan sahabat saya, tidak ada yang berubah, seperti sapaannya, hormat saling menghormati,  candanya termasuk cengengesannya. Saya termasuk orang yang suka cengengesan, maksudnya   tak lebih dari cara saya untuk lebih dalam mengikat bathin sebuah persahabatan atau persaudaraan sejati. tanpa motif tanpa pretensi. Ketika sedang asyiknya bercanda dengan teman seruangan, tiba tiba boss / pimpinan kantor masuk dan kebetulan saya dalam posisi didepan ruangan, semua cepat bereaksi, berekspresi dengan mengambil sikap hormat  menyambut sang boss termasuk saya. Aneh ...  ketika saling berjabat tangan, sepertinya tak muncul empati yang menyertai jabat tangan tanda jalinan silaturahmi ini. Pertanyaannya adalah : siapa harus berempati kepada siapa?.. Memang perasaan empati tak bisa dipaksakan lagi pula tak ada pelatihan aparatur  untuk membiasakan memiliki rasa empati terhadap seseorang. Kejadian ini membuat kambuh saya dari penyakit lama tentang kebiasaan menulis.

Pengetian empati mirip perasaan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja, melainkan diikuti perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Empati adalah kemampuan untuk menyadari perasaan orang lain dan bertindak (sesuai) untuk membantu. Konsep Empati terkait erat dengan rasa iba dan kasih sayang. Empati merupakan kemampuan mental untuk memahami dan berempati dengan orang lain, apakah orang diempati setuju atau tidak tetapi disini memiliki niat untuk membantu. Dalam penelitian empati merupakan fenomena kompleks yang tidak memiliki definisi sederhana. Empati dipelajari dalam psikologi sosial, psikologi kognitif dan neuroscience. 
Empati adalah proses mental yang kompleks yang melibatkan (1) apa yang dirasakan oleh orang lain (empati afektif) (2) bagaimana menempatkan diri sebagai orang lain(empati kognitif), dan (3) menjadi orang lain yang merasakan (diri sendiri / lainnya) (empati akurasi).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6u5AeWnu0CY5zdbSVEr9TSkHtRGvKZv44vt1qQo6zFJaU5wsRD8abvu3DULWjpH7q9bQUNAZ5Ett6kAolv4wmNHVC77YI-GGACZ2vdKZNOvPN3g-lRukgLEnOhnLyczf1Rb4Ml7r1_SjG/s1600/Empatia.jpgKetiga mekanisme diatas dianggap saling terkait dan tergantung satu sama lain maka empati pun terjadi. Dalam proses empati maka ada hubungan yang saling berinteraksi antara penularan emosi, pengambilan perspektif dan akurasi empati satu sama lain untuk menghasilkan respon adaptif sosial. Empati berasal dari bahasa Yunani yaitu Emphatia yang berarti gairah atau ketertarikan fisik yang mengacu pada kemampuan pikiran, emosi, niat dan ciri-ciri kepribadian dari orang lain dan memahami apa yang diinginkan. Empati mencakup respon tersendiri terhadap perasaan orang lain, seperti rasa kasihan, kesedihan, rasa sakit. Empati memainkan peranan penting dalam berbagai bidang ilmu, kriminologi dari psikologi, fisiologi, pedagogi, filsafat, kedokteran dan psikiatri. Dalam empati terdapat rasa keterlibatan emosional seseorang dalam realitas yang mempengaruhi orang lain. Beberapa studi menunjukkan adanya sifat-sifat yang berhubungan dengan empati pada beberapa hewan bukan manusia, seperti tikus atau primata lainnya. Dalam pengertian ini, bisa dijelaskan bahwa empati berasal dari mekanisme saraf dasar yang dikembangkan selama evolusi. 

Keadaan empati, atau pemahaman empatik merupakan cara untuk memahami kerangka acuan internal lain dengan memaknai komponen emosional yang dikandungnya, seperti yang dirasakan orang lain, dengan kata lain, menempatkan diri di tempat lain, seperti "seolah-olah menjadi." Seseorang bisa berempati dengan orang lain dengan cara memberikan kontribusi untuk memahami emosi orang lain dan berkomunikasi dengan sesama manusia. Tanpa bicara empati pun bisa dipahami satu sama lain atau dengan ketidaksepakatan pun empati akan muncul. Empati bisa muncul dari pesan verbal dan non-verbal dalam 'membaca' atau pemahaman dari orang lain. Empati tidak sama dengan altruisme. 

Contoh bila sahabat kita orangtuanya meninggal, kita sama-sama merasakan kehilangan. Empati dari segi perspektif perkembangan psikologi seseorang Kebanyakan peneliti setuju bahwa empati tergantung pada genetik dan lingkungan seseorang. Ini berarti bahwa gen yang terdapat dalam diri seseorang dapat berinteraksi dengan faktor lingkungan yang mengarah ke kepribadian tertentu. Penularan emosi (empati) dianggap didasarkan pada perkembangan evolusi dari sistem saraf, mekanisme yang secara sederhana dapat berbagi kepada orang lain / spesiel lain (pada hewan). Contoh Pada manusia, anak yang baru lahir secara otomatis akan mulai menangis jika mereka mendengar teriakan rekan-rekan lainnya juga menangis. Ini sama halnya dengan pengamatan individu dengan individu lain yang dikapitalisasi pada tingkat saraf, representasi mental yang sama dari diri kita sendiri. Jadi ketika kita melihat seseorang yang tersenyum begitu sering kita akan merasa lebih bahagia ketika kita melihat seseorang yang terlihat marah maka kita akan merasa sering lebih marah atau lebih takut. Bayi yang baru lahir dilahirkan cenderung memiliki kemampuan untuk peka dan responsif terhadap lingkungan subyektif lain. 

 Diketahui bahwa setelah 36 jam bayi dilahirkan maka bayi sudah bisa membedakan antara ekspresi wajah senang, sedih dan terkejut. Kemampuan untuk mengendalikan, menghambat dan menyesuaikan respon emosional terhadap konteks sosial dianggap sebuah pembelajaran emosional. Pembelajaran emosional terjadi terutama dalam interaksi antara orang tua dan anak dan memainkan peran penting dalam perkembangan empati seseorang. Orang tua yang dapat mencerminkan perasaan anak maka dapat menciptakan pengalaman kebermaknaan, koherensi dan konfrehensif dan dianggap berkaitan dengan kemampuan mental. Kemampuan mental yang baik berarti anak dapat mempelajari dan memahami diri mereka sendiri dan reaksi emosi orang lain. Baru-baru ini, para peneliti psikologi telah menemukan bukti bahwa empati berhubungan dengan aktivasi mirror neuron di otak, dan sistem ini bekerja saat manusia berumur satu tahun. Mirror Neuron ini juga memainkan peran dalam komunikasi manusia. Kondisi ini dianggap dapat mempengaruhi kemampuan empati termasuk sociopathy (psikopati), autisme, lobus frontal demensia atau beberapa lesi otak fokal di daerah yang terlibat dalam empati (gangguan kepribadian organik). Kapasitas untuk berempati merupakan faktor penting dalam menilai EQ seseorang. Perbedaan Rasa Empati berdasarkan Jenis Kelamin Masalah perbedaan gender dalam empati yang cukup kontroversial. Hal ini sering percaya bahwa perempuan lebih empatik daripada laki-laki. 
Dibuktikan dengan kuesioner laporan berdasarkan perbedaan gender dan hal-hal yang mempengaruhinya (misalnya, dampak sosial dan keinginan stereotip jender) tetapi bukti ini tidak cukup kuat atau tidak ada untuk jenis lain dari pengindeksan yang kurang jelas berkaitan dengan tujuannya pada yaitu subyeknya. Perempuan memiliki skor lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada Quotient Empati (EQ​​), sedangkan laki-laki cenderung skor yang lebih tinggi pada Quotient systemizing (SQ). Laki-laki dan perempuan dengan Gangguan Spektrum Autistik biasanya memiliki skor lebih tinggi pada SQ (Baron-Cohen, 2003). 

Namun, serangkaian studi terbaru dalam berbagai tindakan neurofisiologis, termasuk MEG, yaitu dipengaruhi oleg tulang belakang refleks yang menghasilkan rangsangan, dan electroencephalography dan telah membuktikan adanya perbedaan rasa empati berdasarkan gender dalam sistem mirror neuron manusia, dengan perempuan menunjukkan resonansi motorik yang lebih kuat daripada laki-laki. Selain itu, studi tersebut menemukan bahwa perempuan lebih tinggi pada pengukuran laporan empati diri disposisional dan berkorelasi positif dengan respon fisiologis. Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa perempuan tidak memiliki kemampuan empati lebih besar daripada laki-laki, dan perbedaan gender yang dirasakan berdasakan dari perbedaan motivasi. Menggunakan fMRI, neuroscientist Tania Singer menunjukkan bahwa respons empati yang berhubungan dengan saraf secara signifikan lebih rendah di laki-laki ketika mengamati sebuah "ketidak adilan" rasa sakit orang yang dirasakan oleh orang lain. Empati dan Latar Belakang Psikologi Hubungan antara Empati dan kepribadian Empati kadang-kadang dilihat sebagai keterampilan individu atau sifat kepribadian yang penting dalam berurusan dengan orang lain. Empati memainkan peran kunci dalam kecerdasan emosional seseorang. Empati dan Perkembangan fisik Empati adalah sifat yang tertanam dalam pengembangan emosional dan kognitif individu. Penelitian menunjukkan empati yang berkembang sendiri sekitar usia Balita contoh menghibur orang lain pada usia muda. Bahkan balita dapat bermain mempermainkan dari usia itu bahwa mereka bisa menipu orang lain. Keterampilan ini mengharuskan anak tahu apa yang orang lain percaya, sehingga balita bisa memanipulasinya. Apakah hewan memiliki empati? Menyadari ekspresi ketakutan, kemarahan dan rasa sakit pada hewan lain dilihat dari sudut pandang evolusi tampaknya merupakan prasyarat penting untuk hewan untuk beradaptasi terhadap lingkungannya dan kelangsungan hidupnya. Kera dan simpanse terkadang menunjukkan kompetisi bersama yang kuat dan perilaku kekerasan, tetapi juga muncul peka terhadap penderitaan sesamanya. 

Penelitian kera dan simpanse menunjukkan bahwa bahkan pada hewan tersebut terdapat perilaku empatik terjadi dalam bentuk kenyamanan satu sama lain dan pengakuan ekspresi wajah. Ada juga suatu bentuk perilaku empatik pada tikus. Juga diri pengakuan hewan dalam tes cermin terlihat sebagai tanda empati pada hewan. Empati dan autisme Penelitian menunjukkan bahwa tidak semua orang mampu merasakan empati, atau emosi orang lain memperhatikan. Jadi, apakah autisme dan sindrom Asperger sering ditandai dengan pengurangan kapasitas untuk empati bagi orang lain?. Ini tidak berarti bahwa orang-orang tidak memiliki perasaan untuk orang lain dapat berkembang. Hal ini bahkan umum bagi orang-orang untuk mengembangkan perasaan yang kuat bagi orang lain sebagai akibat dari salah membaca emosi seseorang. Empati dan gangguan perilaku Kurangnya empati dapat berhubungan dengan sifat alexithymia. 

Kurangnya empati akhirnya akan juga berlaku untuk orang-orang dengan apa yang disebut gangguan psikopat. Ini ternyata mampu membuatnya tampak seolah-olah mereka menyadari emosi orang lain, yang mereka kadang-kadang meyakinkan perawatan atau persahabatan dipertunjukan. Mereka dapat menggunakan kemampuan ini untuk memanipulasi orang lain Berbagai definisi empati menurut para ahli Empati memiliki definisi yang berbeda dan memiliki cakupan yang luas, mulai dari berarti merawat orang lain dan memiliki keinginan untuk membantu mereka, untuk mengalami emosi yang sesuai dengan emosi orang lain, untuk mengetahui apa yang orang lain pikirkan atau rasakan, untuk mengaburkan garis pembeda antara diri dan lainnya. 

 Berikut adalah definisi empati: Edith Stein: "Empati ... adalah pengalaman kesadaran asing pada umumnya" Heinz Kohut: "Empati adalah kemampuan untuk berpikir dan merasa diri ke dalam kehidupan batin orang lain." 
 CD Batson, "Perasaan kongruen yang berorientasi pada kesejahteraan yang dirasakan orang lain." Sumber: Batson, C. D. (1994). Mengapa bertindak untuk kepentingan publik? Empat jawaban. Kepribadian dan Psikologi Sosial Bulletin Jean Decety: ". Rasa kesamaan perasaan yang dialami oleh diri sendiri dan lainnya, tanpa menimbulkan kebingungan dan masalah antara dua Individu" 
 Nancy Eisenberg: "Sebuah respon afektif berasal dari penangkapan atau pemahaman kondisi emosional orang lain atau kondisi lainnya, dan mirip dengan apa yang orang lain harapkan untuk merasakan" (2002, hal 135). Empati yang berhubungan dengan emosional tanggapan, altruisme, dan sosialisasi 

Dalam RJ Davidson & A. Harrington (Eds.). Martin Hoffman: "Sebuah respon afektif yang lebih tepat dengan situasi lain dari satu sendiri" (, 1987 p 48) Roy Schafer: "Empati melibatkan pengalaman batin berbagi dalam dan memahami keadaan psikologis mometary orang lain" Greenson RR: "Untuk berempati berarti untuk berbagi, untuk mengalami perasaan orang lain." (1960, hal 418). Sumber: Sutandar, R. R. (1960). Empati dan perubahan-perubahan tersebut. International Journal of Psikoanalisis Carl Rogers: "Untuk memahami kerangka internal referensi lain dengan akurasi dan dengan komponen emosional dan makna Yang berkaitan dalamnya seolah-olah adalah menjadi orang lain, tapi tanpa pernah kehilangan" kondisi seolah-olah ". Dengan demikian, berarti merasakan sakit atau kesenangan lain saat merasakan perasaan itu dan untuk melihat penyebab daripadanya saat ia merasakan perasaan itu, tapi tanpa pernah kehilangan pengakuan Bahwa seolah-olah saya terluka atau senang dan sebagainya. "( 1959, hlm 210-211) " Sumber: Rogers, C. R. (1959). Sebuah teori hubungan terapi, kepribadian dan interpersonal, sebagaimana Dikembangkan dalam kerangka berpusat pada klien. 

Dalam S. Koch (Ed.), Psikologi: Sebuah studi ilmu (Vol. 3, hal 184-256.). New York: McGraw Hill. Frans de Waal: "Kemampuan untuk (a) mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dan berbagi keadaan emosional yang lain, (b) menilai alasan orang lain, dan (c) mengidentifikasi dengan yang lain, mengadopsi nya atau perspektif nya. RR Greenson:. Empati merupakan sarana untuk berbagi, untuk mengalami perasaan orang lain Alvin Goldman: ". Kemampuan untuk menempatkan diri ke dalam mental orang lain untuk memahami emosi dan perasaannya" William Ickes: Bentuk kompleks inferensi psikologis di mana terdapat observasi, memori, pengetahuan, dan penalaran yang dikombinasikan untuk menghasilkan wawasan ke dalam pikiran dan perasaan orang lain Heinz Kohut: Empati adalah kemampuan untuk berpikir dan merasa diri ke dalam kehidupan batin orang lain Harry prosen: "pemahaman emosional yang memungkinkan seseorang dengan terapis untuk beresonansi dengan orang lain secara mendalam emosionalnya, sehingga mempengaruhi pendekatan terapi dan aliansi dengan orang lain" Marshall Rosenberg: "koneksi empatik adalah pemahaman tentang jantung (hati dan perasaan) di mana kita melihat keindahan pada orang lain, energi ilahi yang terpancar dalam diri orang lain dan kehidupan yang hidup di dalamnya." 

Roy Schafer:. Empati melibatkan pengalaman batin dengan cara berbagi dan memahami keadaan psikologis sesaat orang lain. Simon Baron-Cohen (2003): Empati adalah tentang reaksi spontan dan terjadi secara alami yang masuk ke pikiran orang lain dan perasaannya, Terdapat dua elemen utama untuk berempati. Yang pertama adalah komponen kognitif: Memahami perasaan orang lain dan kemampuan untuk mengambil perspektif mereka [...] elemen kedua empati adalah komponen afektif. Ini adalah respon yang tepat emosional pengamat untuk keadaan emosi orang lain. Khen Lampert (2005):. "Empati adalah apa yang terjadi pada kita dan ketika kita meninggalkan tubuh kita sendiri ... dan menemukan diri kita baik sejenak atau untuk jangka waktu lebih lama dalam pikiran yang lain Kami mengamati realitas melalui matanya, merasakan emosinya, berbagi dalam rasa sakitnya ". Kapasitas manusia untuk mengenali perasaan tubuh lain yang terkait dengan kapasitas meniru seseorang dan tampaknya didasarkan pada kemampuan bawaan untuk mengasosiasikan gerakan tubuh dan ekspresi wajah orang melihat di lain dengan perasaan proprioseptif menghasilkan gerakan-gerakan yang sesuai atau ekspresi diri.

SEMOGA BERMANFAAT
SALAM SATU JIWA
SOEROTO
soeroto1@yahoo.com

bahan bacaan :
Istilah.com http://www.kumpulanistilah.com/2011/02/pengertian-empati.html#ixzz2OJa7EJM0

Kamis, 30 Mei 2013

PERINGATAN 1 JUNI 1945


Pancasila

(Catatan editing setelah melihat media menyiarkan berbagai peringatan 1 Juni 2013 ingin menambah beberapa ingatan saya ketika itu)


karikatur ini dikopas dari internet
Buku besar warna biru setebal dan sebesar Kamus Besar Bahasa Indonesia  mungkin lebih tebal lagi,  judulnya Dibawah Bendera Revolosi, Jilid I, dan II yang kutemukan di sepen (gudang kumpulan barang bekas).....ya buku besar itu merupakan kumpulan tulisan Sukarno sejak masih  mahasiswa  sampai Kemerdekaan,  beberapa judul saya baca, yang masih saya ingat kutemukan frasa kata dalam salah satu tulisannya waktu itu, adalah  Marhaenisme yang dipatri dengan Ketuhanan. Di jaman masih hangat hangatnya de-sukarnoisme, ketahuan membaca buku - buku ini   bisa menjadi urusan Babinsa setempat, bisa dianggapnya tindakan subversif atau dicap komunis, oleh karenanya orang tua melarang keras membaca buku ditempat umum,  kecewanya sampai sekarang,  tak pernah tuntas membaca buku itu. Catatan saya kemudian ; Semuda itu memiliki kemampuan intelektual yang luar biasa; belum genap usia 20 tahun, produktif menulis dengan tulisan2 ilmiah, metodologis, setematis, gampang dicerna, dan referensi nya cukup luas dengan kutipan kutipan sejumlah bahasa asing menggugah (ingatan saya al. Filosofis grounslah/ Weltan Saung / Das Solen/Das Sein/ Merdeka atau Mati dan Sonder dll). Sebenarnya dalam soal kecerdasan dalam teori kecerdasan kita pun memiliki potensi kecerdasan yang sama dengan Bung Karno.


  1. Cap Komunis, predikat melekat seperti itu pernah disandang keluarga, hanya gara gara persoalan kemanusiaan. Kejadiannya; beberapa hari setelah peristiwa berdarah G 30 S/PKI waktu itu, dirumah kedatangan seorang ibu sambil menggendong bayi dan 3  anaknya masih kecil, yang meminta pertolongan  untuk membeli barang barang mebelair miliknya karena situasi waktu itu secepatnya ingin pindah orang tuanya di Walikukun/Madiun, karena waktu itu suaminya diculik/diciduk tak kembali. Lemari baju dan Tempat tidur dibelinya harga murah ditambah sejumlah bonus tanaman hias dipot, dan ibu ke empat anaknya tadi sempat menginap semalam karena pertimbangan pergi pagi hari ingin naik kereta api. Predikat itu pernah disandang selama 2 tahun dan berakhir ketika kakak kandung lulus kuliah di Bandung dan menikah dengan Perwira AMN (Akmil sekarang). 
  2. Di usia Sekolah Dasar sekitar kelas 4 atau 5 setelah beberapa bulan kejadian G 30 S PKI tahun 1965 saya dan 2 teman di gelandang ke Kantor Polisi yang persoalannya ucapan atau nyanyian : Pejah Gesang Nderek Banteng  dan ucapan lain : Sampek Gepeng Melok Banteng. Ya sesekali main main ikut ikutan mengucapkan nyanyian itu di Sekolah. Tidak terlalu penting menelisik siapa yang melaporkan saya, warga masyarakat atau guru sekolah, atau wali murid, yang jelas di usia sekolah SD penulis pernah di interogasi oleh yang berwajib.
  3. Interogasi ke dua. Rumah orang tua sangat dekat dengan kantor Polsek, Koramil dan Kantor Kecamatan, tak lebih dari 50 meter, ....ya strategis untuk cangkrukan, buat anak muda, rumah rakyat ini sangat dikenal. Pada musim kampanye Pemilu tahun 1978, sangat terasa sekali   partai besar  mendominasi spanduk, gambar  dan volume kampanye kelilingnya, sementara sesekali partai kecil kampanye dan untung ada gambar, untuk yang satu ini ada istilah gambar atau umbul yang selalu dibawa kemana mana ketika kampanye yang jumlahnya sangat terbatas sekali. 
  4. Malam cangkrukan waktu itu bersama 2 orang teman, timbul ide memeriahkan kampanye mengangkat gambar banteng sebagai idolanya. (dulu gambar banteng hanya satu), tanpa disuruh apalagi diminta oleh pengurus partai, ini prakarsa bertiga. Dibelinya sebatang Bambu besar (pring ori), Tempeh/Tampah/Nampan dari bambu,  Kertas Minyak warna merah, hijau dan putih,  cat warna merah, putih dan hitam serta asesoris pendukung lainnya.  Selepas Maghrib kami bertiga merakit, menghias menggambar kepala Banteng di atas nampan bambu. Dan jadilah umbul umbul raksasa terpasang di sudut perempatan jalan. Megah, meriah, dengan dominasi warna merah dan kepala banteng, menjadi perhatian banyak orang, bangga tentu, dan celakanya umbul umbul raksasa itu menjadikan saya berusan dengan yang berwajib. ya diinterogasi dan di lepas malam itu juga kenapa mungkin mengetahui kalau saya punya Saudara militer.
  5. Ketika kuliah di salah satu perguruan Tinggi Negeri di Malang, penyampaian mata kuliah   Pancasila juga tak seperti dipahami oleh banyak ahli yang waktu itu buku wajibnya disusun oleh Laboratorium Pancasila karangan Prof Darji Darmoduhardjo, SH; cs; dan Prof. Dr. Nugroho Noto Susanto.SH. Ingatan saya dalam perkuliahan waktu, maupun buku buku yang disosialisasikan menyatakan  bahwa  1 Juni bukan Lahirnya Pancasila, tetapi lahirnya istilah Pancasila dan menurut pemahaman saya waktu itu, mengatakan  tekstual ya, tetapi dalam kontek  pemaknaan intelektual sepertinya kita dipaksakan untuk memahami secara seragam dan haram hukumnya berbeda pendapat waktu itu. Kesaksian Moh Hatta dan pendapat Prof Mr. AG Pringgodigdo untuk melengkapi argumen saya, yang tidak diikuti oleh rekan mahasiswa kebanyakan, menjadi .. lagi lagi predikat sukarnisme selalu melekat, apalagi kebetulan penulis berasal dari Blitar. Sepertinya waktu itu hanya Laboratorium Pancasila Ikip Malang satu satunya institusi resmi pentafsir Pancasila yang pro rezim.


Untuk melengkapi pengalaman dan kenangan saya mengutip kamus Wikipedia dari bagian akhir tulisan Bung Karno ketika mencetuskan kata Pancasila sebagai Dasar Negara tanggal 1 Juni 1945.

................."Dasar-dasar Negara" telah saya usulkan. Lima bilangannya. Inikah Panca Dharma? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat disini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar. Saya senang kepada simbolik. Simbolik angka pula. Rukun Islam lima jumlahnya. Jari kita lima setangan. Kita mempunyai Panca Inderia. Apa lagi yang lima bilangannya?

(Seorang yang hadir: Pendawa lima).

Pendawapun lima oranya. Sekarang banyaknya prinsip; kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan dan ketuhanan, lima pula bilangannya.

Namanya bukan Panca Dharma, tetapi - saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya ialah Panca Sila. Sila artinya azas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi. bilangan lima itu?

Saya boleh peras, sehingga tinggal 3 saja. Saudara-saudara tanya kepada saya, apakah "perasan" yang tiga itu? Berpuluh-puluh tahun sudah saya pikirkan dia, ialah dasar-dasarnya Indonesia Merdeka, Weltanschauung kita. Dua dasar yang pertama, kebangsaan dan internasionalisme, kebangsaan dan peri-kemanusiaan, saya peras menjadi satu: itulah yang dahulu saya namakan socio-nationalisme.

Dan demokrasi yang bukan demokrasi barat, tetapi politiek- economische demokratie, yaitu politieke demokrasi dengan sociale rechtvaardigheid, demokrasi dengan kesejahteraan, saya peraskan pula menjadi satu: Inilah yang dulu saya namakan socio-democratie. Tinggal lagi ketuhanan yang menghormati satu sama lain. Jadi yang asalnya lima itu telah menjadi tiga: socio-nationalisme, socio-demokratie, dan ketuhanan. Kalau Tuan senang kepada simbolik tiga, ambillah yang tiga ini.

Tetapi barangkali tidak semua Tuan-tuan senang kepada trisila ini, dan minta satu, satu dasar saja? Baiklah, saya jadikan satu, saya kumpulkan lagi menjadi satu. Apakah yang satu itu?

Gotong royong.

Sebagai tadi telah saya katakan: kita mendirikan negara Indonesia, yang kita semua harus men-dukungnya. Semua buat semua! Bukan Kristen buat Indonesia, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan Van Eck buat indonesia, bukan Nitisemito yang kaya buat Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia, - semua buat semua ! Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah saya satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan "gotong-royong". Negara Indonesia yang kita dirikan haruslah negara gotong royong! Alangkah hebatnya! Negara Gotong Royong!

"Gotong Royong" adalah faham yang dinamis, lebih dinamis dari "kekeluargaan", saudara-saudara! Kekeluargaan adalah satu faham yang statis, tetapi gotong-royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang dinamakan anggota yang terhormat Soekardjo satu karyo, satu gawe. Marilah kita menyelesaikan karyo, gawe, pekerjaan, amal ini, bersama-sama ! Gotong-royong adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan-keringat bersama, perjoangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama! Itulah Gotong Royong!


Prinsip Gotong Royong diatara yang kaya dan yang tidak kaya, antara yang Islam dan yang Kristen, antara yang bukan Indonesia tulen dengan peranakan yang menjadi bangsa Indonesia.

Pancasila menjadi Trisila, Trisila menjadi Eka Sila. Tetapi terserah kepada tuan-tuan, mana yang Tuan-tuan pilih: trisila, ekasila ataukah pancasila? Is i n y a telah saya katakan kepada saudara-saudara semuanya. Prinsip-prinsip seperti yang saya usulkan kepada saudara-saudara ini, adalah prinsip untuk Indonesia Merdeka yang abadi. Puluhan tahun dadaku telah menggelora dengan prinsip-prinsip itu. Tetapi jangan lupa, kita hidup didalam masa peperangan, saudara- saudara. Di dalam masa peperangan itulah kita mendirikan negara Indonesia, - di dalam gunturnya peperangan! Bahkan saya mengucap syukur alhamdulillah kepada Allah Subhanahu wata'ala, bahwa kita mendirikan negara Indonesia bukan di dalam sinarnya bulan purnama, tetapi di bawah palu godam peperangan dan di dalam api peperangan. Timbullah Indonesia Merdeka, Indonesia yang gemblengan, Indonesia Merdeka yang digembleng dalam api peperangan, dan Indonesia Merdeka yang demikian itu adalah negara Indonesia yang kuat, bukan negara Indonesia yang lambat laun menjadi bubur.

Berhubung dengan itu, sebagai yang diusulkan oleh beberapa pembicara-pembicara tadi, barangkali perlu diadakan noodmaatregel, peraturan bersifat sementara. Tetapi dasarnya, isinya Indonesia Merdeka yang kekal abadi menurut pendapat saya, haruslah Panca Sila. Sebagai dikatakan tadi, saudara-saudara, itulah harus Weltanschauung kita. Entah saudara- saudara mufakatinya atau tidak, tetapi saya berjoang sejak tahun 1918 sampai 1945 sekarang ini untuk Weltanschauung itu. Untuk membentuk nasionalistis Indonesia, untuk kebangsaan Indonesia; untuk kebangsaan Indonesia yang hidup di dalam peri-kemanusiaan; untuk permufakatan; untuk sociale rechtvaardigheid; untuk ke-Tuhananan. Panca Sila, itulah yang berkobar-kobar di dalam dada saya sejak berpuluh-puluh tahun. Tetapi, saudara-saudara, diterima atau tidak, terserah saudara-saudara. Tetapi saya sendiri mengerti seinsyaf- insyafnya, bahwa tidak satu Weltaschauung dapat menjelma dengan sendirinya, menjadi realiteit dengan sendirinya. Tidak ada satu Weltanschauung dapat menjadi kenyataan, menjadi realiteit, jika tidak dengan perjoangan!

Janganpun Weltanschauung yang diadakan oleh manusia, jangan pun yang diadakan Hitler, oleh Stalin, oleh Lenin, oleh Sun Yat Sen! "De Mensch", -- manusia! --, harus perjoangkan itu. Zonder perjoangan itu tidaklah ia akan menjadi realiteit! Leninisme tidak bisa menjadi realiteit zonder perjoangan seluruh rakyat Rusia, San Min Chu I tidak dapat menjadi kenyataan zonder perjoangan bangsa Tionghoa, saudara-saudara! Tidak! Bahkan saya berkata lebih lagi dari itu: zonder perjoangan manusia, tidak ada satu hal agama, tidak ada satu cita-cita agama, yang dapat menjadi realiteit. Janganpun buatan manusia, sedangkan perintah Tuhan yang tertulis di dalam kitab Qur'an, zwart op wit (tertulis di atas kertas), tidak dapat menjelma menjadi realiteit zonder perjoangan manusia yang dinamakan ummat Islam. Begitu pula perkataan-perkataan yang tertulis didalam kitab Injil, cita-cita yang termasuk di dalamnya tidak dapat menjelma zonder perjoangan ummat Kristen.

Maka dari itu, jikalau bangsa Indonesia ingin supaya Panca Sila yang saya usulkan itu, menjadi satu realiteit, yakni jikalau kita ingin hidup menjadi satu bangsa, satu nationali- teit yang merdeka, ingin hidup sebagai anggota dunia yang merdeka, yang penuh dengan perikemanusiaan, ingin hidup diatas dasar permusyawaratan, ingin hidup sempurna dengan sociale rechtvaardigheid, ingin hidup dengan sejahtera dan aman, dengan ke-Tuhanan yang luas dan sempurna, --janganlah lupa akan syarat untuk menyeleng-garakannya, ialah perjoangan, perjoangan, dan sekali lagi pejoangan. Jangan mengira bahwa dengan berdirinya negara Indonesia Merdeka itu perjoangan kita telah berakhir. Tidak! Bahkan saya berkata: Di-dalam Indonesia Merdeka itu perjoangan kita harus berjalan t e r u s, hanya lain sifatnya dengan perjoangan sekarang, lain coraknya. Nanti kita, bersama-sama, sebagai bangsa yang bersatu padu, berjoang terus menyelenggarakan apa yang kita cita-citakan di dalam Panca Sila. Dan terutama di dalam zaman peperangan ini, yakinlah, insyaflah, tanamkanlah dalam kalbu saudara-saudara, bawa Indonesia Merdeka tidak dapat datang jika bangsa Indonesia tidak mengambil risiko, -- tidak berani terjun menyelami mutiara di dalam samudera yang sedalam-dalamnya.

Jikalau bangsa Indonesia tidak bersatu dan tidak menekad-mati-matian untuk mencapai merdeka, tidaklah kemerdekaan Indonesia itu akan menjadi milik bangsa Indonesia buat selama-lamanya, sampai keakhir jaman! Kemerdekaan hanya- lah diperdapat dan dimiliki oleh bangsa, yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad "Merdeka, -- merdeka atau mati"!


selengkapnya baca : wikipedia

soeroto1@yahoo.com

Selasa, 14 Mei 2013

PENGALAMAN MENGAJAR BONEK

Awalnya 1984, dengan ijazah yang masih kinyis kinyis saya foto kopi untuk keperluan melamar pekerjaan, ya pilihannya di perguruan tinggi swasta di Jawa Timur. Dengan Map yang lux dengan sombongnya, sengaja  saya tenteng agak menonjol biar kelihatan logo universitas dan biar banyak orang mengetahui syukur-syukur mau bertanya alumni mana (maklumlah waktu itu), orang sombong memang jauh dari harapan. Tukang foto kopipun lembar demi lebar difotokopi, melihatpun tidak apalagi bertanya alumni mana. Foto kopi ijazah telah siap lamaranpun  saya siapkan jauh-jauh tinggal ngeposkan tujuannya 1 PTS mapan dan 2 PTS sedang. Karena yang namanya "BEJO" mau ikut saya 3 PTS pun menjawab dengan membawa harapan yang kemunkinannya dapat diterima. Sayang untuk PTS mapan walaupun tinggal wawancara tidak saya lanjutkan karena menghindari pertimbangan KKN. Ketika diwawancari apakah sudah pernah mengajar tegas saya jawab sudah (walaupun diSMP swasta yang gak jelas). Dan seminggu kemudian saya diminta untuk menjadi salah satu asisten dosen ditempat PTS itu dan langsung mengajar. Adem panas tak terhindarkan saya coba mencari referensi buku sebanyak banyaknya, dengan harapan kesan pertama nanti tidak mengecewakan, beberapa hari belajar tekun untuk menyiapkan bahan ajar, kadang suka ekting didepan cermin dengan berbagai gaya seperti dosen idola, tidak hari tanpa belajar, mendengar, menulis dan ekting mengajar (maklum waktu itu belum familier dengan komputer kalau ada baru media traparansi).  Menjelang jadual akan tampil sepertinya sudah siap, tak lupa menambah penampilan baju, sepatu, dan parfum sudah sangat OK. 
Sore itu jadual pukul 16.00 harus sudah dimulai, hari itu hujan gerimis, sementara alat transportasi pemberian Saudara berupa vespa sudah siap. Perjalanan dari rumah ke kampus memerlukan waktu 30 menit, waktu itu masih ada waktu 1 jam untuk siap siap, ngobrol kenalan dengan orang di kampus. Waktu sudah menunjukan pukul 16.00 dan saya diberi waktu sampai menjelang magrib, artinya saya harus menyampaikan materi selama kurang lebih 2 jam untuk materi Hukum Tata Negara I. 
Apa yang terjadi ?...
Sejak keluar kantor sampai menuju ruang kelas, perasaan,  deg degan selalu berkecamuk, apa yang saya coba hafal berhari-hari sampai saya merasa hafal ketika di hadapan mahasiswa jadi buyar seketika, ya blank, ; antara lain :
ucapan perkenalan tak jelas dan lengkap;
  1. materi materi kunci tak hafal;
  2. istilah istilah hukum yang seharusnya hafal, tak lengkap dan tak jelas pengucapannya;
  3. waktu 1/4 jam rasanya seperti berjam jam berdiri dihadapan mahasiswa.
  4. pulang lemas dan gak bisa itu
  5. apa resepnya: berani dan lancar bicara 1/4 jam didepan mahasiswa berarti sudah berhasil walaupun materinya gak nyambung yaitu berani dan lancar

Akhirnya kesan pertama yang kurang menyenangkan menurut saya dan mahasiswa.
Itulah pengalaman bonek saya dalam mengawali menjadi tenaga pengajar di PTS.

Minggu, 12 Mei 2013

berbagi informasi dan pengalaman : HAK CIPTA & HAK PATEN

berbagi informasi dan pengalaman : HAK CIPTA & HAK PATEN: Hak Cipta  Ketika dulu memerlukan sesuatu atau ditugasi oleh pimpinan untuk mencari sesuatu dalam  pelaksanaan tugas se hari hari,  yan...

HAK CIPTA & HAK PATEN


Hak Cipta 

Ketika dulu memerlukan sesuatu atau ditugasi oleh pimpinan untuk mencari sesuatu dalam  pelaksanaan tugas se hari hari,  yang paling cepat dilakukan adalah membuka  internet, klik, klik, klik ... okeylah informasi yang kita butuhkan segera muncul dilayar; kita copy, kita edit,  kita download pekerjaan telah selesai dilakukan dan tersaji dalam bentuk naskah tulisan, copian dan macam sesuai dengan kebutuhan kita. dan setelah informaasi kita peroleh dengan enaknya tanpa ba bi bu kita meninggalkan rumah itu, klik klik klik selesai. Dan itu dilakukan oleh sebagian besar teman teman untuk mendukung tugas sehari hari mereka. 

Sadarkah kita ketika mengklik, itu berarti kita memasuki rumah orang lain yang kita sama sekali belum kita kenal sebelumnya? kita tidak cukup mengatakan bahwa kita sudah punya kunci rumah besar berupa uang sewa jaringan, sebab disitu buanyak rumah rumah yang lebih spesifik yang sangat kita perlukan, yaitu situs/website, dari sinilah ketersediaaan informasi selalu melayani kita.

Di internet banyak informasi yang ditawarkan kepada kita dan yang dapat kita peroleh secara gratis ada pula dengan cara membayar. Sejak kita menemukan informasi yang kita perlukan, sejak saat itu pula kita telah memasuki rumah orang lain; sewajarnyalah kita akan mengatakan : permisi, assallamualaikum, spada, atau kata kata kunjungan dan sebaliknya juga ketika kita meninggalkan rumah, seyogyanyalah kita mengucapkan terima kasih atau kita kata lain yang sejenis. 

Dimana ucapan itu harus kita berikan : diakhir posting selalu tersedia kolom komentar, disitulah kita sampaikan ucapan terima kasih atau sumbang saran lainnya yang membangun.

Sebab apapun kegiatan kita ketika  menggunakan internet, berarti selalu berhubungan dengan hak hak orang lain yang wajib kita hargai, kalau kita salah menggunakannya bisa bisa berurusan dengan moralitas dan hukum, misalnya ada istilah plagiat, istilah ini  dijamin oleh undang undang baik nasional maupun internasional, yaitu engenai undang undang paten dan hak cipta. 

Mengutip kamus Wikipedia sebagai berikut :


Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. (UU 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 1)
Sementara itu, arti Invensi dan Inventor (yang terdapat dalam pengertian di atas, juga menurut undang-undang tersebut, adalah):
  • Invensi adalah ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. (UU 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 2)
  • Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi. (UU 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 
sementara Hak cipta dijelaskan sebagai :
Hak cipta (lambang internasional: ©, Unicode: U+00A9) adalah hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan". Hak cipta dapat juga memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi penggandaan tidak sah atas suatu ciptaan. Pada umumnya pula, hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas.
Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau "ciptaan". Ciptaan tersebut dapat mencakup puisidrama, serta karya tulis lainnya, film, karya-karya koreografis (taribalet, dan sebagainya), komposisi musikrekaman suaralukisangambarpatungfotoperangkat lunak komputersiaran radio dantelevisi, dan (dalam yurisdiksi tertentu) desain industri.
Hak cipta merupakan salah satu jenis hak kekayaan intelektual, namun hak cipta berbeda secara mencolok dari hak kekayaan intelektual lainnya (seperti paten, yang memberikan hak monopoli atas penggunaan invensi), karena hak cipta bukan merupakan hak monopoli untuk melakukan sesuatu, melainkan hak untuk mencegah orang lain yang melakukannya.
Hukum yang mengatur hak cipta biasanya hanya mencakup ciptaan yang berupa perwujudan suatu gagasan tertentu dan tidak mencakup gagasan umum, konsep, fakta, gaya, atau teknik yang mungkin terwujud atau terwakili di dalam ciptaan tersebut. Sebagai contoh, hak cipta yang berkaitan dengan tokoh kartun Miki Tikus melarang pihak yang tidak berhak menyebarkan salinan kartun tersebut atau menciptakan karya yang meniru tokoh tikus tertentu ciptaan Walt Disney tersebut, namun tidak melarang penciptaan atau karya seni lain mengenai tokoh tikus secara umum.
Di Indonesia, masalah hak cipta diatur dalam Undang-undang Hak Cipta, yaitu, yang berlaku saat ini, Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002. Dalam undang-undang tersebut, pengertian hak cipta adalah "hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku" (pasal 1 butir 1)
Akhirnya, saya mohon maaf atas kesalahan saya waktu itu tanpa babibu mengutip, mengedit, mengkopi, mendownload tanpa meninggalkan ucapan terima kasih dan mestinya buat temen temen ucapan ini juga akan dilakukannya.